Total Tayangan Halaman

Selasa, 15 Februari 2011

Ada Moratorium Hotel, Investor Bali Dikhawatirkan Pindah ke Lombok





Denpasar - Keputusan Gubernur Bali Made Mangku Pastika, yang menghentikan sementara pembangunan hotel (moratorium) di Bali Selatan, disesalkan pegiat pariwisata. Dikhawatirkan, investor tak lagi melirik Bali dan beralih ke Lombok.

"Jika pembangunan hotel di Bali Selatan ditutup, maka investor akan lari ke Lombok Barat dan Lombok Timur," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bali, Panudiana Kuhn kepada detikcom melalui telepon, Jumat (11/2/2011).

Gubernur Made Mangku Pastika mengeluarkan moratorium di Bali Selatan agar terjadi pemerataan pembangunan di Bali. Tiga wilayah yang laju pembangunan hotelnya dihentikan adalah Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar, dan Badung. Pembangunan dan infrastruktur pariwisata akan dialihkan ke Bali Utara dan Timur.

Khun menjelaskan investor tidak akan melirik Bali Utara karena belum terdapat infrastruktur, seperti jalan bebas hambatan, bandar udara. "Wisatawan akan kelelahan jika berwisata ke Buleleng karena memerlukan waktu hampir tiga jam," katanya.

Para investor, menurut Khun, akan lebih memilih berinvestasi ke Lombok Barat dan Lombok Timur. Terlebih lagi, panorama daerah ini tak kalah menarik dibandingkan dengan Bali. Waktu tempuh ke Lombok dari Denpasar melalui kapal fery hanya 1,5 jam atau 20 menit jika melalui udara.

"Wisatawan juga bisa menikmati pasir putih di Lombok," katanya.

Diakui Khun, Lombok memiliki keindahan alam yang sama menariknya dengan Bali. Namun, wisatawan tidak akan menemukan budaya semenarik Bali di Lombok. Hanya saja, jika investor tidak bisa membangun hotel di Bali Selatan, maka akan melirik Lombok dibandingkan berinvestasi di Bali Utara.

"Berbeda jika infrastruktur di Bali Utara sudah memadai dan memiliki bandara maka investor 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar