Oleh : AntaraMataram.com |
Mataram, 22/2/2011 - Pemerintah pusat mentargetkan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mampu memproduksi padi sebanyak dua juta ton pada 2011, agar produksi padi secara nasional sebanyak 70,6 juta ton tercapai. "Secara nasional, target produksi gabah kering giling (GKG) sebanyak 70,6 juta ton. Nusa Tenggara Barat (NTB) dijatah harus mampu memproduksi sebanyak lebih dari dua juta ton," kata Sekretaris Daerah (Sekda) NTB, H Muhammad Nur ,usai pembukaan acara pelatihan tata cara pengadaan dan pemeriksaan kualitas gabah/beras, di Mataram (21/2). Pelatihan tersebut digelar oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) NTB, bekerjasama dengan Badan Koordinasi Penyuluh (Bakorluh) Pertanian, Perikanan dan Kehutanan NTB dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura NTB. Menurut dia, untuk mencapai target yang sudah ditetapkan pemerintah pusat, pihaknya menempuh dua strategi, yaitu dengan melakukan intensifikasi lahan pertanian khususnya di Pulau Lombok. Selain itu, melalui ekstensifikasi lahan pertanian, yakni membuka lahan sawah baru yang bisa ditanami padi dan tanaman pertanian lainnya yang dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Nur mengatakan, ekstensifikasi pertanian ini bisa dilakukan oleh perseorangan (petani) maupun mengikuti program yang telah dilakukan oleh pemerintah. "Biasanya, ekstensifikasi pertanian ini dilakukan secara mandiri, berkesinambungan dan mendapat pengawasan penuh dari pemerintah. Kita coba fokuskan di Pulau Sumbawa," ujarnya. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura NTB, H Abdul Maad, mengatakan, target produksi dua juta ton padi tersebut bisa diperoleh dari padi sawah seluas 89.700 hektar, padi gogo 15.500 hektar, padi hibrida 3.250 hektar. "Itu semua strategi untuk mendukung target lebih dari dua juta ton gabah kering giling yang dibebankan ke NTB oleh pemerintah pusat," ujarnya. Ia mengatakan, program peningkatan produksi padi yang dilakukan pada seluruh jenis lahan itu didukung oleh pemerintah pusat melalui Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL PTT) bagi para penyuluh pertanian. Salah satunya implementasi dari SL PTT tersebut yakni dengan memberikan pelatihan tata cara pengadaan dan pemeriksaan kualitas gabah/beras tahun 2011, yang dilakukan oleh Bulog NTB. Dengan berbagai pelaksanaan pelatihan ini, diharapkan para penyuluh pertanian mampu meningkatkan produksi padi di wilayah kerjanya masing-masing menimal setengah ton per hektar dari produksi sebelumnya. "Selain penyuluh pertanian, kami juga mengharapkan peran dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) untuk mengawal upaya peningkatan produksi padi melalui teknologi pertanian," ujarnya. Kepala Bulog Divre NTB Djibran AM Asran mengatakan, sebagai tindak lanjut dari pertemuan yang membahas peningkatan produksi beras nasional beberapa waktu lalu di Jakarta, pihaknya sedang menyiapkan mitra kerja untuk pembelian gabah/beras. Jumlah mitra kerja yang sudah menjalin kontrak dengan Bulog Divre NTB sebanyak 139 lembaga yang berasal dari lembaga koperasi dan non koperasi. Mitra kerja tersebut diharapkan menjadi garda terdepan dalam mewujudkan realisasi pengadaan sebanyak 180 ribu ton pada 2011. "Pelatihan tentang pengadaan dan pemeriksaan kualitas gabah yang diberikan kepada mitra kerja kami hari ini sebagai bagian dari upaya mewujudkan pencapaian target produksi padi secara nasional," ujarnya.(*) |