Mataram, 3/3 (ANTARA) - Berbagai peralatan navigasi di Bandara Internasional Lombok, dinyatakan laik dan siap dioperasionalkan untuk aktivitas pendaratan dan lepas landas.
General Manager (GM) PT Angkasa Pura I Bandara Selaparang Mataram I Ketut Erdi Nuka, di Mataram, Kamis, mengatakan, proses kalibrasi peralatan navigasi yang dilakukan Balai Kalibrasi Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, telah rampung dan dinyatakan siap dioperasionalkan.
"Proses kalibrasi dilakukan selama enam hari terhitung sejak Jumat (25/2) hingga Rabu (2/3), menggunakan pesawat King Air 200 GT dengan nomor lambung PK-CAC," ujarnya.
Ia mengatakan, peralatan navigasi yang dikalibrasi yakni Instrument Landing System (ILS) atau peralatan pendaratan.
ILS merupakan peralatan navigasi yang berfungsi untuk memberikan informasi mengenai arah kepada pilot pada saat mendekati landasan.
Peralatan navigasi lainnya yang telah dikalibrasi yakni alat bantu navigasi udara atau Doppler Very High Frekuensi Omni Directional Range (DVOR).
DVOR merupakan sebuah alat bantu navigasi udara yang memberikan informasi arah kepada pesawat udara terhadap bandara atau station DVOR itu sendiri dengan azimuth tertentu.
DVOR dapat digunakan sebagai alat bantu navigasi untuk En-route (jalur lalu lintas udara) maupun sebagai Terminal Aid (pendekatan ke arah Bandar Udara).
DVOR ini juga dapat memberi informasi arah/azimuth untuk pesawat-pesawat yang melintas melalui rute lalu lintas udara diatas DVOR/Bandar Udara tersebut.
Supaya DVOR dapat memberi panduan arah/azimuth kepada pesawat terbang sepanjang rute lalu lintas udara, maka perlu dipasang beberapa peralatan DVOR, karena jangkauan DVOR yang terbatas.
"Selain itu, peralatan navigasi lainnya di BIL yang juga telah dikalibrasi yakni Digital Multimedia Broadcasting (DMB) atau teknologi transmisi radio digital," ujarnya.
DMB merupakan alat Bantu navigasi penerbangan yang berfungsi untuk memberikan panduan/informasi jarak bagi pesawat udara dengan stasiun DME yang dituju (Stant range distance).
Penempatan DME pada umumnya berpasangan (collocated) dengan VOR atau Glide Path ILS yang ditempatkan di dalam atau diluar lingkungan bandara, dan tergantung fungsinya.
Dengan demikian, tambah Erdi, seluruh peralatan navigasi di BIL telah siap dioperasionalkan sesuai fungsinya masing-masing.
Erdi mengakui, kalibrasi peralatan navigasi itu merupakan bagian dari proses sertifikasi bandara, yang dilakukan secara paralel.
Selain kalribrasi peralatan navigasi, juga pengujian Instrument Flight Procedure (IFP) atau prosedur pendaratan dan lepas landas dan commisioning.
"Karena itu, PT Angkasa Pura I tetap komitmen untuk mengoperasionalkan BIL pada akhir Juli 2011 karena semua tahapan yang tengah dibenahi ditargetkan rampung pada 31 Juli mendatang," ujarnya. (*/Devi
General Manager (GM) PT Angkasa Pura I Bandara Selaparang Mataram I Ketut Erdi Nuka, di Mataram, Kamis, mengatakan, proses kalibrasi peralatan navigasi yang dilakukan Balai Kalibrasi Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, telah rampung dan dinyatakan siap dioperasionalkan.
"Proses kalibrasi dilakukan selama enam hari terhitung sejak Jumat (25/2) hingga Rabu (2/3), menggunakan pesawat King Air 200 GT dengan nomor lambung PK-CAC," ujarnya.
Ia mengatakan, peralatan navigasi yang dikalibrasi yakni Instrument Landing System (ILS) atau peralatan pendaratan.
ILS merupakan peralatan navigasi yang berfungsi untuk memberikan informasi mengenai arah kepada pilot pada saat mendekati landasan.
Peralatan navigasi lainnya yang telah dikalibrasi yakni alat bantu navigasi udara atau Doppler Very High Frekuensi Omni Directional Range (DVOR).
DVOR merupakan sebuah alat bantu navigasi udara yang memberikan informasi arah kepada pesawat udara terhadap bandara atau station DVOR itu sendiri dengan azimuth tertentu.
DVOR dapat digunakan sebagai alat bantu navigasi untuk En-route (jalur lalu lintas udara) maupun sebagai Terminal Aid (pendekatan ke arah Bandar Udara).
DVOR ini juga dapat memberi informasi arah/azimuth untuk pesawat-pesawat yang melintas melalui rute lalu lintas udara diatas DVOR/Bandar Udara tersebut.
Supaya DVOR dapat memberi panduan arah/azimuth kepada pesawat terbang sepanjang rute lalu lintas udara, maka perlu dipasang beberapa peralatan DVOR, karena jangkauan DVOR yang terbatas.
"Selain itu, peralatan navigasi lainnya di BIL yang juga telah dikalibrasi yakni Digital Multimedia Broadcasting (DMB) atau teknologi transmisi radio digital," ujarnya.
DMB merupakan alat Bantu navigasi penerbangan yang berfungsi untuk memberikan panduan/informasi jarak bagi pesawat udara dengan stasiun DME yang dituju (Stant range distance).
Penempatan DME pada umumnya berpasangan (collocated) dengan VOR atau Glide Path ILS yang ditempatkan di dalam atau diluar lingkungan bandara, dan tergantung fungsinya.
Dengan demikian, tambah Erdi, seluruh peralatan navigasi di BIL telah siap dioperasionalkan sesuai fungsinya masing-masing.
Erdi mengakui, kalibrasi peralatan navigasi itu merupakan bagian dari proses sertifikasi bandara, yang dilakukan secara paralel.
Selain kalribrasi peralatan navigasi, juga pengujian Instrument Flight Procedure (IFP) atau prosedur pendaratan dan lepas landas dan commisioning.
"Karena itu, PT Angkasa Pura I tetap komitmen untuk mengoperasionalkan BIL pada akhir Juli 2011 karena semua tahapan yang tengah dibenahi ditargetkan rampung pada 31 Juli mendatang," ujarnya. (*/Devi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar